SYI'AR ONLINE SIB
ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ
ﺍﷲِﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﺍﺭَّﺣِﻴﻢ
NGAJI SANGUNE POSO
Materi ke 1
Kitab yang menerangkan hukum-hukum berpuasa :
وَهُوَ
وَالصَّوَمُ مَصْدَرَانِ مَعْنَاهُمَا لُغَةً أَلْاِمْسَاكُ وَشَرْعًا
إِمْسَاكُ عَنْ مُفْطِرٍ بِنِيَّةٍ
مَخْصُوْصَةٍ جَمِيْعَ نَهَارٍ قَابِلٍ لِلصَّوْمِ
مِنْ مُسْلِمٍ عَاقِلٍ طَاهِرٍ مِنْ
حَيْضٍ وَنِفَاسٍ
Shiyam dan shoum kedua-duanya adalah masdar (isim manshub
yang dalam tasrifan fi’il jatuh pada urutan ketiga : SOOMA, YA SUUMU, SOUMAN صام، يصوم، صوما).
Arti makna Shiyam dan Shoum menurut bahasa adalah Imsak
(MENAHAN). Dan menurut istilah Syara’ yaitu menahan dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa, disertai dengan niat yang telah ditentukan, sepanjang siang
hari yang sah dilakukan puasa dari seorang muslim, yang mempunyai akal, yang
suci dari Haid dan nifas.
وَشَرَائِطُ
وُجُوْبِ الصِّيَامِ ثَلاَثَةُ أَشْيَاءَ وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ
أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ : اْلإِسْلَامُ وَالْبُلُوْغُ وَالعَقْلُ وَالقُدْرَةُ عَلَى الصَّوْمِ. وَهَذَا
هُوَالسَّاقِطُ عَلَى نُسْخَة الثَّلاَثَةِ،
فَلاَيَجِبُ اَلصَّوْمُ عَلَى الْمُتَّصِفِ بِأَضْدَادِ
ذَالِكَ.
Syarat wajibnya puasa yaitu ada 3 perkara, dan menurut
sebagian salinan kitab matan ditulis ada 4 perkara yaitu :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Mampu/kuasa untuk berpuasa.
Dan yang keempat inilah (kudrot/mampu) yang gugur dari tulisan
salinan kitab yg menyebutkan bahwa syarat wajib puasa hanya ada 3 perkara. Maka
tidaklah wajib bagi orang yang memiliki sifat lawan dari 4 perkara diatas.
كِتَابُ
أَحْكَمِ الصِّيَامِ : Shiyam dan shoum
Materi ke 2
وَفَرَائِضُ
الصَّوْمِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ
1. اَحَدُهَا
أَلنِّيَّةُ بِالْقَلْبِ، فَأِنْ كَانَ اَلصَّوْمُ
فَرْضًا كَرَمْضَانَ أَوْ نَذْرًا فَلَا
بُدَّ مِنْ إِيْقَاعِ النِّيَّةِ
لَيْلاً وَيَجِبُ اّلتَّعْيِيْنُ فِيْ صَوْمِ الفَرْضِ
كَرَمْضَانَ وَأَكْمَلُ نِيَّةِ صَوْمِهِ أَنْ
يَقُوْلَ الشَّخْصُ “نَوَيْتُ صَوْمَ غَـدٍ عَنْ
اَدَاءِ فَرْضِ شهْرِ رَمَضَانِ
هَذِهِ السَّنَّةِ لِلهِ تَعَالَى
Kefardhuan/rukun berpuasa itu ada 4 perkara :
Fardhu puasa yang pertama dari yang empat adalah niat dalam
hati. Maka seandainya berpuasa fardhu seperti puasa Romadhon atau puasa Nadzar
hendaklah saat menghadirkan niat dalam hati pada malamnya. Dan wajib menentukan
puasa fardhu seperti puasa romadhon.
Sedangkan kesempuraan niat puasa Romadhon “Nawaitu shouma
ghodin ‘an adaa`I fardhi syahri ramadhoni haadzihis-sanati lillahi ta’ala” saya
niat berpuasa hari esok sebagai kewajiban puasa bulan Romadhon tahun ini
lillahi ta’ala.
2. وَالثَّانِى
اَلْإِمْسَاكُ عَنِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ
وَإِنْ قَلَّ اَلْمَأْ كُوْلُ
وَالْمَشْرَبُ عِنْدَالتَّعَمُّدِ فَأِنْ اَكَلَ نَاسِيًا
اَوْ جَاهِلًا لَمْفْطِرْ اِنْ كَانَ قَرِيْبَ
عَهْدٍ بِالْإِسْلَامِ أَوْنَشَأَ بَعِيْدًا عَنِ الْعُلَمَآءِ وَأِلّاَ
اَفْطَرَ
Dan fardhu puasa yang kedua dari yang empat yaitu menahan
diri dari makan dan minum meskipun hanya sedikit sesuatu yang dimakan atau
diminum jika disengaja. Maka seandainya makan dan minum karena lupa atau jahil
(tidak tahu hal tsb membatalkan) maka hal tersebut tidak membatalkan puasanya.
Kemungkinan hal itu karena orang tersebut masih awam dalam agama islam atau
baru masuk islam ataupun juga karena orang tersebut jauh dari ulama (sehingga
tidak tahu pembatalan puasa). Jika ia tdk lupa dan iapun tahu hukumnya maka
batallah puasa karena makan dan minumnya.
Materi ke 3
3. والثَّالِثُ
الْجِمَاعُ عَامِدًا، وَأَمَّالْجِمَاعُ نَاسِيًا فَكَالْاَكْلِ نَاسِيًا
Fardhu puasa yang ketiga dari yang empat yaitu menahan Jima’
(bersetubuh) halnya disengaja (siang hari), adapun Jima’ halnya lupa sedang
berpuasa maka hukumnya sama seperti lupa makan dan minum saat berpuasa (tidak
batal)
4. وَالرَّابِعُ
تَعَمَّدُالْقَيْءِ فَلَوْ غَلَبَهُ اَلْقَيْءِ
لَمْ يَبْطُلْ صَوْمُهُ
Fardhu puasa yang keempat yaitu menahan dari muntah yang
disengaja, maka seandainya muntah bukan disengaja orang tsb, maka tidaklah
batal puasanya.
---------->><<---------
Materi ke 4
PERKARA YG MEMBATALKAN PUASA :
وَالّذِيْ
يَفْطُرُ بِهِ اَلصَّائِمُ عَشَرَةُ
اَشْيَآءَ
yang membatalkan puasa itu ada 10 perkara :
1-2اَحَدُ
هَا وَثَانِهَا مَا وَصَلَ عَمْدًا
إِلىَ الْجَوْفِ اَلْمُنْفَتِحِ أَوْغَيْرِالْمُنْفَتِحِ كَالْوُصُوْلِ مِنْ مَأْمُوْمَةٍ إِلىَ
الْرَأْسِ وَالْمُرَادُ اِمْسَاكُ صَأئِمِ عَنْ وُصُوْلِ
عَيْنٍ اِلَى مَايُسَمَّى جَوْفًا
Yang pertama dan yang kedua dari yang sepuluh yaitu sesuatu
yang dilakukan dg sengaja masuk ke jauf (rongga)
baik yg terbuka asli (yang tembus ke bagian dalam tubuh
seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain)
maupun yang aslinya tidak terbuka seperti lubang baru karena
suatu kecelakaan/operasi dan tembus ke dalam kepala.
Maksudnya adalah orang yang berpuasa harus mencegah masuknya
sesuatu (benda) ke dalam jauf (rongga).
3.وَالثّالِثُ
اَلْحُقْنَةُ فِيْ اَجَدِالسَّبِيْلَيْنِ وَهِيَ دَوَاءٌ
يَحْقُنُ بِهِ الْمَرِيْضُ فِيْ
قُبُلٍ اَوْدُبُرٍ اَلْمُعَبَّرِعَنْهُمَا فِى الْمَتْنِ بِالسَّبِيْلَيْنِ
Dan pembatal yang ketiga yaitu memasukan obat pada salah
satu dari 2 lubang kemaluan, yaitu memasukan obat melalui lubang kubul (lubang
kencing) atau dubur (lubang anus) bagi org sakit ( semisal ambeien dll).
kubul dan dubur inilah yg dimaksud dgn lafadz sabilaini السَّبِيْلَيْنِ pada kitab
matan (taqrib).
---------->><<---------
Materi ke 5
PERKARA YG MEMBATALKAN PUASA (lanjutan) :
4. وَالرَّابِعُ
اَلْقَيْءُ عَمْدًا فَإِنْ لَمْ
يَعْتَمِدْ لَمْ يَبْطُلْ صَوْمُهُ
كَمَا سَبَقَ
4. muntah dg disengaja, maka seandainya tidak disengaja
tidaklah batal puasanya seperti keterangan yg lalu.
5. وَالْخَامِسُ
اَلْوَطْءُ عَمْدًا فِى الْفَرْجِ
، فَلاَ يَفْطُرُ
اَلصَّائِمُ بِالْجِمَاعِ نَاسِيًا كَمَا سَبَقَ
5. wathi (bersetubuh) dg disengaja pada farji (miss v), maka
tidaklah batal orang yang berpuasa sebab bersetubuh karena lupa seperti perkara
yang sudah dituturkan sbelumnya.
6. وَالسَّادِسُ
اَلْاِنْزَالُ ، وَهُوَ خُرُجُ
الْمَنِيِّ عَنْ مُبَاشَرَةٍ بِلاَ
جِمَاعٍ مُحَرَّمًا كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِّهِ أَوْ غَيْرَ مُحَرَّمٍ
كَإِخْرَاجِهِ بِيَدِّ زَوْجَتِهِ أَوْجَارِيَتِهِ
بِمُبَاشَرَةٍ عَنْ خُرُجِ الءمَنِيِّ
بِاحْتِلَاَمٍ فَلَا إِفْـطَارَبِهِ جَزْمًا
6. inzal yaitu keluarnya sperma karena bersentuhan kulit
tanpa jima’ ; baik yg hukumnya haram seperti melakukan onani sendiri , atau yg
hukumnya tdk haram seperti onani dengan tangan istrinya atau gundiknya.
Maka jika keluarnya sperma bukan karena bersentuhan kulit
(rangsangan) seperti disebabkan mimpi, maka tidaklah batal puasanya.
7-10. وَالسَّابِعُ
إِلَى آخِرِ الْعَشَرَةِ : أَلْحَيْضُ،
وَالنِّفَاسُ، وَالْجُنُوْنُ، وَالرِّدَّةُ.
7.Haidh
8. Nifas
9. Gila
10. Murtad.
فَمَتَى
طَرَءَ شَيْءٌ مِنْهَا فِيْ
اَثْنَاءِالصَّوْمِ ابطله
Maka kapan saja terjadi salah satu dari 10 perkara tsb saat
puasa maka batal lah puasanya.
---------->><<---------
Materi ke 6
KESUNNAHAN DALAM PUASA
وَيُسْتَحَبُّ
فِى الصَّوْمِ ثَلَاثَةُ أَشْيَآءَ :
Dan disunnahkan saat berpuasa 3 perkara :
أَحَدُهَا
تَعْجِلُ الْفِطْرِ إِنْ تَحَقَّقَ اَلصَّائِمُ
غُـرُبَ الشَّمْسِ، فَإِنْ شَكَّ فَلاَ
يُعَجِّلُ الْفِطْرَ وَيُسَنُّ اَنْ يُفْطِرَ عَلَى
تَمَرٍ وَاِلَّا فَمَاءٍ
1. menyegerakan berbuka, jika jelas dan yakin terhadap
terbenamnya matahari (maghrib/waktu berbuka). Jika masih ragu maka tidak boleh
menyegerakan berbuka puasa. Disunnahkan juga berbuka puasa dengan kurma, jika
tak ada kurma maka dengan air putih.
وَالثَّانِى
تَأْخِيْرُالسَّحُوْرِ مَالَمْ يَقَعْ فِىْ
شَكٍّ وَيَحْصُلُ السَّحُوْرُ بِقَلِيْلِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ
2. mengakhirkan sahur selama tak ada keraguan (datangnya
waktu subuh) dan telah dihukumi sah sahurnya meski dengan sedikit makan dan
minum.
وَالثَّالِثُ
تَرْكُ الْهُجْرِ اَيْ الْفُخْشِ مِنَ
الْكَلَاَمِ الْفَاخِشِ فَيَصُوْنُ اَلصَّائِمُ لِسَانُهُ عَنِ الْكَذِبِ وَالْغِيْبَةِ
وَنَحْوِ ذَالِكَ كَالشَّتْمِ وَإِنْ
شَتَمَهُ اَحَدٌ فَلْيَقُلْ مَرَّتَيْنِ
اَوْ ثَلَاثًا إِنِّىْ صَائِمٌ إِمَّا
بِلِسَانِهِ كَمَا قَالَ النَّوَوِيُّ
فِيْ الْاَذْكَارِ اَوْ بِقَلْبِهِ كَمَا
نَقَلَهُ اَلرَّفِعِيُّ عَنِ الْأَئِمَّةِ وَاقْتَصَرَ
عَلَيْهِ
3. meninggalkan perkataan kotor. Maka hendaklah orang yang
berpuasa menjaga lisannya dari perkataan bohong, ghibah (gosip) dll. seperti
mengumpat. Dan jika ada seseorang yang mengumpat pada org yg berpuasa maka
hendaklah ia berkata 2 kali atau 3 kali dengan ucapan “ innii shoo`imun”
(sesungguhnya saya sedang berpuasa). Boleh dg lisan saja seperti pendapat Al
Imam nawawi rahimahullah pada kitab Al Adzkar atau dengan hatinya sebagaimana
pendapat Al Imam Rofi’i dari para Imam.
---------->><<---------
Materi ke 7
PUASA YANG TERLARANG
وَيَحْرُمُ
صِيَامُ خَمْسَةِ اَيَّامٍ : اَلْعِيْدَانِ اَيْ صَوْمُ يَوْمِ
عِيْدِالْفِطْرِ وَعِيْدِالْأَضْحَى وَاَيَّامِ التَّشْرِيْقِ وَهِيَ اَلثَّلَاثَةُ اَلَّتِيْ
بَعْدَيَوْمِ النَحْرِ
Diharamkan berpuasa pada 5 hari :
yang pertama dan kedua yaitu pada hari raya ‘idul fithri dan
hari raya ‘idul adh-ha dan pada hari Tasyrik yaitu 3 hari setelah idul kurban.
وَيَكْرَهُ
تَحْرِيْمًا صَوْمُ يَوْمِ الشَّكِّ
بِلَاسَبَبٍ يَقْتَضِيْ صَوْمَهُ وَاَشَارَالْمُصَنِّفُ لِبَعْضِ صُوَرِ هَاذَاالسَّبَبِ بِقَوْلِهِ
اِلَّا اَنْ يُوَافِقَ عَادَةٌلَهُ
فِيْ تَطَوُّعِهِ كَمَنْ عَادَتُهُ صِيَامُ
يَوْمٍ وَإِفْطَارُ يَوْمٍ فَوَافَقَ صَوْمُهُ
يَوْمَ الشَّكِّ وَلَهُ صِيَامُ يَوْمِ
الشَّكِّ اَيْضًا عَنْ قَضَاءٍ
وَنَذَرٍ. وَيَوْمُ الشَّكِ هُوَ يَوْمُ
الثَّلاَثِيْنَ مِنْ شَعْبَانَ اِذْ
لَمْ يَرَ اَلْهِلاَلُ لَيْلَتَهَا
مِنَ الصَّحْوِ اَوْتَحَدَّثَ النَّاسُ بِرُؤْيَتِهِ وَلَمْ يَعْلَمْ عَدْلٌ
رَوَاهُ اَوْشَهِدَ بِرُؤْيَتِهِ صِبْيَانٌ اَوْعَبِيْدٌ اَوْفَسَقَهُ.
Dan diharamkan (makruh tahrim) berpuasa pada yaumus syak
tanpa ada sebab, Yaitu:
1. adanya kebiasaan orang tersebut melakukan puasa sunnah,
seperti kebiasaan puasa daud jika bertepatan dengan yaumus syak, maka boleh
bagi orang tersebut berpuasa pada hari itu,
2. puasanya berupa qodho dan puasa nadzar.
YAUMUS SYAK
artinya : hari yang meragukan (sdh masuk ramadhan apa belum)
maksudnya adalah hari ke 30 dibulan sya’ban
1. jika TIDAK TERLIHAT Hilal pada malam harinya padahal
cuacanya terang (tak ada awan) sedang ada kabar orang yang telah melihat hilal
akan tetapi tidak diketahui orang tsb adil atau tidaknya.
2. atau hilal terlihat oleh anak kecil, hamba sahaya atau
orang fasiq. (Orang2 yg tertolak persaksiannya).
Keterangan :
Perbedaan MAKRUH TAHRIM dengan HARAM
والفرق
بين كراهة التحريم والحرام
مع أن كلا يقتضي
الإثم أن كراهة التحريم
ما ثبتت بدليل يحتمل
التأويل والحرام ما ثبت
بدليل قطعي لا يحتمل
التأويل من كتاب أو
سنة أو إجماع أو
قياس
Perbedaan antara makruh tahrim dan Haram yang kedua-duanya
berakibat dosa
Makruh Tahrim : Ketetapan hukum yang berdasarkan dalil yang
masih memungkinkan dita’wil (ditafsiiri)
Haram : Ketetapan hukum yang berdasarkan dalil yang tidak
dapat lagi dita’wili baik berdasarkan alQuran, Hadits, Ijma ataupun Qiyas.
I’aanah at-Thoolibiin I/121.
---------->><<---------
Materi ke 8
KIFARAT PUASA
وَمَنْ
وَطِئَ فِيْ نَهَارِرَمْضَانَ حَالَ
كَوْنِهِ عَامِدًا فِيْ الْفَرِجِ وَهُوَ
مُكَلَّفٌ بِالصَّوْمِ وَنَوَى مِنَ اللَّيْلِ
وَهُوَ اَثِمٌ بِهَذَالْوَطْئِ لِاَجْلِ
الصَّوْمِ، فعَلَيْهِ اَلْقَضَآءُ وَالْكِفَارَةُ
Barang siapa yang melakukan JIMA disiang hari bulan romadhon
dg disengaja pada farji sedangkan ia terkena taklif (hukum wajib) puasa serta
telah berniat pada malam harinya dan ia berdosa disebabkan melakukan
persetubuhan karena (melanggar) kemuliaan puasa, maka WAJIB baginya mengqodho
puasa dan membayar kifarat.
وَهِيَ
عِتْقُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ
سَلِيْمَةٍ مِنَ الْعُيُوْبِ اَلمُضِرَّةِ
بِالْعَمَلِ وَالْكَسْبِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْهَا
فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
صَوْمَهُمَا فَإِطْعَامُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا اَوْ فَقِيْرًا لِكُلِّ
مِسْكِيْنٍ مُدٌّ اَيْ مِمَّا
يُجْزِءُ فِيْ صَدَقَةِ الْفِطْر
Maksud kifarat disini yaitu :
1. memerdekakan hamba sahaya (budak) mukmin. Dan menurut
sebagian versi cetakan kitab : yang selamat dari ‘aib yang mengganggu amal dan
pekerjaan.
2. Jika ia tidak menemukan budak tersebut, maka wajib
baginya berpuasa 2 bulan berturut-turut,
3. jika tidak kuasa untuk berpuasa 2 bulan berturut-turut
maka wajib memberi makan kepada 60 orang miskin atau orang faqir tiap-tiapnya 1
mud (675 gram) dari makanan pokok yg dikeluarkan pada zakat fitrah.
Ketiga pilihan itu tidak tersusun secara opsional, tapi
kewajiban yang harus dilakukan secara berurutan. Artinya, kafarat nomor satu
harus dilakukan terlebih dulu. Jika berhalangan, baru memilih opsi dua. Begitu
juga, ketika opsi dua sudah dicoba namun ternyata lagi-lagi gagal, maka opsi
ketiga boleh menjadi pilihan.
ِ فَإِنْ عَجَزَ عَنِ
الْجَمِيْعِ اِسْتَقَرَّتْ اَلْكِفَارَةُ فِيْ ذِمَّتِهِ فَإِذَا
قَـدَرَ بَعْدَ ذَلِكَ عَلَى
خَصْلَةٍ مِنْ خِصَالِ الْكَفَارَةِ
فَعَلَهَا.
Jika ia tak kuasa membayar semua tiga hal diatas itu MAKA
kifarat menjadi tanggungan orang tersebut dan jika setelah itu, ia kuasa
melakukan salah satu dari 3 kifarat diatas maka lakukanlah kifarat tersebut.
---------->><<---------
ﻧﻮﺭ ﺧﻠﻴﺺ
والله أعلمُ بالـصـواب